KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang dan karunia-Nya yang
telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya, shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat kemudahan yang
diberikan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kekurangan
Zat Besi”.
Dalam Penyusunan makalah ini, penulis banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Aamiin.
Penulis sebagai penyusun sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
ditujukan untuk membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca.
Purwokerto, 12 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian Zat Besi................................................................................ 3
B. Manfaat Zat Besi...................................................................................... 3
C. Fungsi Zat Besi........................................................................................ 4
D. Makanan Yang Mengandung Zat Besi............................................... 4
E. Bentuk-Bentuk Konjugasi Zat Besi...................................................... 5
F. Tanda Dan Gejala Tubuh Kekurangan Zat
Besi............................... 6
G. Diagnosa Dan Pengobatan Kekurangan Zat
Besi........................... 7
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.............................................................................................. 9
B. Saran......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan zat besi merupakan salah satu
masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan
serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
tingkat kemampuan dan prestasi belajar, bila tidak segera diatasi akan terjadi
kehilangan sumber daya manusia baru yang berkualitas. Keberhasilan pembangunan suatu
negara sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang merupakan salah satu kebutuhan untuk menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Pembangunan kesehatan manusia tidak hanya kesehatan mental maupun fisik tetapi
juga kesehatan untuk mencapai kecerdasan khususnya anak sekolah.
Tingkat kesehatan dan status gizi merupakan
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan belajar anak dalam masa
pendidikan. Anak yang kurang sehat dan kurang gizi sulit memperoleh prestasi
belajar yang memadai, disebabkan anak mengalami letih, lesu, dan berkurangnya
pusat konsentrasi belajar sehingga sering tidak hadir mengikuti pelajaran di
sekolah dan daya serap terhadap materi pengajaran sangat rendah. Selain
peningkatan metode belajar mengajar di sekolah, peningkatan kesehatan untuk
keberhasilan proses belajar mengajar perlu di upayakan.
Diperkirakan 60-80% populasi dunia dipengaruhi
oleh defisiensi besi. Ini merupakan hal yang paling umum untuk dicegah terkait
defisiensi nutrisi, meskipun tujuan utama nya adalah untuk menguranginya.
Anak-anak merupakan kelompok dengan resiko terbesar, khususnya selama periode
pertumbuhan yang cepat. Efek yang merugikan dalam pemberian besi secara oral
adalah dapat menyebabkan iritasi pada lambung, juga mual, diare, dan/atau
konstipasi. Jika efek samping terjadi, dosis harus dikurangi, atau alternatif
lain, garam besi lainnya dapat digunakan, tetapi perbaikan dalam toleransi
mungkin hanya dihasilkan pada kadar unsur besi yang lebih rendah (Thorp, 2008 ;
BNF, 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di
atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.
Apa itu Zat Besi ?
2.
Manfaat apa zat besi bagi tubuh ?
3.
Bagaimana fungsi zat besi bagi tubuh ?
4.
Makanan apa sajakah yang mengandung zat besi ?
5.
Bagaimana bentuk-bentuk konjugasi zat besi ?
6.
Bagaimana tanda dan gejala bila kekurangan zat
besi ?
7.
Diagnosa dan pengobatan bagaimana akibat dari
kekurangan zat besi ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang zat besi
2.
Untuk mengetahui manfaat zat besi bagi tubuh
3.
Untuk mengetahui fungsi zat besi pada tubuh
4.
Untuk mengetahui jenis makanan yang mengandung
zat besi dan baik untuk tubuh.
5.
Mendeskripsikan bentuk dari konjugasi zat besi
6.
Lebih memahami tentang tanda dan gejala bila
kekurangan zat besi
7.
Mendeskripsikan diagnosa dan pengobatan bagi
seseorang yang kekurangan zat besi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zat Besi
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia
yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia
zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen
dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan
energi di dalam sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan
protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam
serabut otot. Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk
enzim yang berperan di dalam pembentukan energi di dalam sel.
Laki-laki dewasa (berat badan 75 kg) mengandung
± 4000 mg zat besi, sementara wanita dewasa (berat badan 55 kg) mengandung ±
2100 mg zat besi. Laki-laki memiliki cadangan zat besi di dalam limpa dan
sumsum tulang sebanyak 500-1500 mg, itulah sebabnya kekurangan darah (anemia)
jarang dijumpai pada laki-laki. Sebaliknya, wanita hanya mempunyai cadangan zat
besi 0 – 300 mg sehingga rentan terhadap anemia, apalagi pada usia subur wanita
mengalami menstruasi.
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis
kelamin dan umur. Kecukupan yang dianjurkan untuk anak 2-6 tahun 4,7 mg/hari,
usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari, laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari, gadis 12-16
tahun 21,4 mg/hari, laki-laki dewasa 8,5 mg/hari, wanita dewasa usia subur 18,9
mg/hari, menopause 6,7 mg/hari, dan menyusui 8,7 mg/hari. Angka kecukupan ini
dihitung berdasarkan ketersediaan hayati (bioavailability) sebesar 15%. Zat
besi dalam makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati
2-3% dan sumber hewani dengan ketersediaan hayati 20-23%. Untuk meningkatkan
ketersediaan hayati, zat besi yag berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat
ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya.
B. Manfaat Zat Besi
Manfaat zat besi bagi tubuh :
1.
Digunakan dalam pembuatan hemoglobindan
myoglobin
2.
Dapat mencegah anemia
3.
Menormalkan imuniti
4.
Meningkatkan kekebalan tubuh
5.
Dapat menyembuhkan kerontokan
C. Fungsi Zat Besi
Zat besi memiliki fungsi yang sangat vital
didalam tubuh manusia. Fungsi zat besi antara lain adalah untuk mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron did alam proses
pembentukan energy yang terjadi di dalam sel. Zat besi juga sangat penting
dalam proses pembentukan hemoglobin serta membantu system kekebalan tubuh dalam
menangkal berbagai serangan virus dan bakteri. Untuk mentransportasikan
oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein dan membentuk hemoglobin dalam
sel darah merah serta myoglobin di dalam serabut otot. Bila zat besi bergabung
dengan protein di dalam sel zat besi akan membentuk enzim yang berperan serta
dalam pembentukan energi di dalam sel.
D. Makanan Yang
Mengandung Zat Besi
Keanekaragaman
konsumsi makanan sangat dibutuhkan untuk menunjang ketersediaan zat besi dalam
tubuh. Berbagai macam jenis vitamin seperti vitamin A, Vitamin C,
Zinc, asam folat serta berbagai macam jenis protei hewani mampu menbantu proses
penyerapan zat besi dalam tubuh. Kita dapat dengan mudah mengetahui makanan
sumber zat besi karena biasanya makanan sumber zat besi adalah juga makanan
sumber vitamin A.
Beberapa jenis
makanan sumber zat besi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu makanan sumber zat
besi yang berasal dari hewan (hewani) dan makanan sumber zat besi yang berasal dari
sayur dan buah-buahan (nabati). Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik
yaitu daging merah, daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden
serta jenis kerang-kerangan. Sedangkan untuk sumber zat besi yang berasal dari
sayuran dan buah-buahan antara lain bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal,
kentang sera berbagai buah-buahan yang dikeringkan (kismis, apricot, prune).
E. Bentuk-Bentuk
Konjugasi Zat Besi
Hemoglobin mengandung zat besi dalam bentuk
Ferro. Fungsi hemoglobin adalah mentranspor gas CO2 dari jaringan ke paru-paru
untuk diekskresikan ke udara pernapasan dan membawa oksigen dari paru-paru ke
sel-sel jaringan. Hemoglobin ini terdapat di dalam erytrocyt. Myoglobin
mengandung zat besi dalam bentuk Ferro. Myoglobin terdapat di dalam sel-sel
otot. Fungsi myoglobin terkait dengan proses kontraksi otot.
Transferrin mengandung zat besi dalam bentuk
Ferro. Transferrin merupakan konjugat zat besi yang berfungsi mentranspor zat
besi tersebut di dalam plasma darah. Transpor dari tempat penimbunan Fe ke
jaringan-jaringan sel yang memerlukan seperti sumsum tulang yang terdapat
jaringan hemopoietik. Ferritin mengandung zat besi dalam bentuk Ferri dan
merupakan bentuk storage zat besi.
ketika Fe ferritin diberikan kepada transferrin untuk ditranspor, zat
besinya diubah dari bentuk Ferri menjadi Ferro. Sebaliknya, Fe dari transferrin
yang berasal dari penyerapan di dalam usus, diberikan kepada ferritin sambil
diubah bentuknya dari Ferro menjdai Ferri untuk ditimbun.
Hemosiderin adalah konjugat protein dengan Ferri dan merupakan
bentuk storage zat besi. hemosiderin memiliki sifat yang lebih inert dibanding
dengan Ferritin. Untuk dapat menggunakannya, zat besi dari hemosiderin
diberikan dahulu kepada Ferrritin dan kemudian ditranspor ke Transferrin. Zat
besi lebih mudah diserap dari usus halus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini
melalui mekaisme autoregulasi yang diatur oleh kadar Ferrtin yang terdapat
dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi yang normal atau baik, mukosa usus
hanya menyerap sekitar 10 persen dari zat besi yang terdapat dalam makanan.
Dalam kondisi defisiensi, mukosa akan menyerap zat besi dari makanan lebih
banyak agar kekurangannya terpenuhi.
Tubuh mengekskresikan zat besi melalui kulit di
bagian-bagian tubuh yang aus dan dilepaskan oleh permukaan tubuh. Jumlah yang
diekskresikan ini relatif kecil, hanya sekitar 1 miligram dalam 24 jam. Wanita
subur mengeluarkan zat besi lebih banyak ketika menstruasi, sehingga memerlukan
zat besi yang lebih banyak daripada laki-laki. Wanita yang sedang hamil atau
menyusui memerlukan zat besi lebih banyak dibanding wanita biasa. Bayi dalam
kandungan membutuhkan zat besi dalam pertumbuhannya, sedangkan air susu ibu,
ASI mengadung Fe yang dibutuhkan oleh bayi setelah lahir dalam bentuk
lactotransferrin. Bayi yang baru lahir haya dibekali zat besi oleh ibunya dalam
jumlah yang sangat terbatas, sehingga makananya harus diberi suplemen yang
mengandung zat besi, seperti sari buah sejak bulan kesatu atau kedua. Pil KB,
keluarga berencana berpengaruh terhadap peningkatan pembuangan/pengeluaran zat
besi dari tubuh wanita. Sehingga untuk menggantikan zat besi yang terbuang
harus menambah suplemen zat besi atau membeli pil KB yang mengandung zat besi
dalam pil KB.
F. Tanda Dan Gejala
Tubuh Kekurangan Zat Besi
Ada beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan
tubuh membutuhkan tambahan zat besi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kulit terlihat pucat .
Tanda yang bisa dilihat oleh orang lain dari tubuh yang kekurangan
zat besi adalah kulit pucat, terutama yang sangat nampak adalah pada wajah.
Kurangnya pasokan darah akan mengakibatkan tingkat hemoglobin menurun, sehingga
kulit menjadi tampak pucat.
2. Tubuh merasa lelah dan lesu.
Kekurangan zat besi akan menyebabkan tubuh menjadi lelah dan lesu.
Walaupun Anda sudah cukup istirahat maupun tidur, tubuh tetap saja merasa
kurang bersemangat untuk beraktifitas. Cobalah untuk mengkonsumsi
makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi.
3. Menurunnya mood
Suasana hati yang terlalu sensitif, mudah marah, mudah tersinggung
adalah tanda-tanda lain dari akibat tubuh kekurangan zat besi. Bahkan jika hal
ini dibiarkan berlarut-larut, bisa berkembang menjadi depresi.
4. Mengalami rasa sesak napas .
Orang yang kekurangan zat besi, sudah pasti tenaganya akan menurun.
Selain menjadi malas beraktifitas, hanya beraktifitas fisik sedikit saja nafas
sudah terengah-engah. Jika Anda merasakan kondisi yang seperti ini, maka
kemungkinan besar tubuh Anda sedang kekurangan zat besi.
5. Kuku menjadi mudah rapuh .
Penyebab kuku rapuh adalah penggunaan cat kuku terus menerus . Tapi
selain itu , kuku rapuh juga bisa dipicu dari kekurangan zat besi tubuh .
6. Rambut rontok .
Seperti halnya dengan kuku atau organ tubuh lainnya, rambut juga
membutuhkan nutrisi-nutrisi seperti zat
besi agar tetap sehat dan kuat . Jadi jika tubuh Anda kekurangan zat besi ,
maka rambut juga bisa mudah rontok.
7. Menopause dini.
Wanita yang sedang memasuki masa premenopause bisa lebih cepat
berkembang menjadi menoupuse, jika kurang menjaga asupan zat besinya. Hal ini
karena kekurangan zat besi juga akan mempengaruhi fungsi hormon dalam tubuh
terutama pada wanita.
8. Kondisi perdarahan berat.
Terjadinya pendarahan berat, seperti saat menstruasi, melahirkan,
atau donor darah juga bisa menyebabkan tubuh kurang darah – atau bisa dianggap
kekurangan zat besi. Jadi jika sering Anda sering merasa pusing atau mood turun
pada saat menstruasi, maka kemungkinan tubuh Anda sedang kekurangan zat besi .
9. Tubuh dan Kaki gemetar .
Mengapa anemia juga bisa menyebabkan tubuh merasa gemetar, terutama
kaki?. Telah diketahui bahwa tubuh yang kekurangan zat besi akan membuat
peredaran darah menjadi tidak lancar, termasuk di daerah kaki. Hal ini akan
membuat kaki merasakan lemah, kaku dan terasa gemetar.
10. Mudah mengantuk dan mata berkunang-kunang.
Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia, yang juga memiliki
gejala umum mudah mengantuk dan mata berkunang-kunang. Hal ini dikarenakan
karena pasokan oksigen ke otak menjadi berkurang atau kurang lancar, karena zat
besi yang sedikit menyebabkan darah kekurangan hemoglobin – yang bertugas
mengangkut oksigen keseluruh tubuh termasuk ke otak.
11. Menjadi suka ngemil
Beberapa orang yang mengalami tingkat zat besi rendah juga menjadi
lebih suka ngemil, terutama yang paling sering terjadi pada anak-anak . Selain
anak-anak, wanita juga seringkali mengalami gejala seperti ini.
G. Diagnosa dan
Pengobatan Kekurangan Zat Besi
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejala
dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya anemia dan kadar zat besi
dan feritin yang rendah (feritin adalah protein yang mengandung/menyimpan zat
besi). Diberikan zat besi dosis tinggi 1 kali/hari selama beberapa minggu.
Pengobatan harus dilanjutkan sampai sel-sel darah merah dan cadangan zat besi
kembali normal.
Status zat besi dapat diukur dengan mudah melalui pemeriksaan
darah. Pengobatannya berdasarkan atas status zat besi, pengobatannya antara
lain:
·
Defisiensi zat besi akibat kondisi lain -
Penyebab defisiensi zat besi perlu diselidiki, jika disebabkan oleh suatu
kondisi medis lain, maka harus segera diobati.
·
Deplesi zat besi - Diet makanan kaya zat besi.
Enam bulan berikutnya dilakukan lagi pemeriksaan darah guna memastikan kadar
zat besi dalam tubuh telah normal.
·
Defisiensi zat besi - Diet kaya zat besi yang
diawasi dengan ketat. Konsumsi makanan kaya zat besi harus ditingkatkan,
sementara makanan dan minuman seperti teh dan kopi harus dihindari karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi. Status zat besi harus diperiksa secara rutin.
·
Anemia kekurangan zat besi - Diresepkan suplemen
zat besi. Tubuh mungkin akan memerlukan waktu enam bulan sampai satu tahun
hingga cadangan zat besi dalam tubuh mencukupi. Kadar zat besi dalam darah
diperiksa secara teratur dengan pemeriksaan darah.
·
Ferrous sulfate adalah suplemen zat besi oral
yang paling sering digunakan dan banyak tersedia, tetapi juga dapat menyebabkan
perut lebih sakit daripada bentuk-bentuk lain dari zat besi. Dosis dewasa
biasanya adalah 325 miligram besi sulfat diminum sampai tiga kali sehari.
·
Produk-produk susu harus dihindari karena
mereka mengganggu penyerapan zat besi oral (lihat Diet untuk Anemia). Suplemen
harus diminum pada waktu perut kosong, jika ditoleransi, dan setidaknya dua jam
sebelum atau empat jam setelah, antasid.
·
Asupan vitamin C (asam askorbat) bersama-sama
meningkatkan penyerapan zat besi. Segelas jus jeruk mengandung cukup vitamin C
yang secara signifikan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan.
·
Jika suplemen oral tidak cukup, suntikan zat
besi intramuskular dan pengobatan zat besi intravena tersedia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan zat besi merupakan salah satu
masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan
serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
tingkat kemampuan dan prestasi belajar, bila tidak segera diatasi akan terjadi
kehilangan sumber daya manusia baru yang berkualitas. Kebutuhan zat besi tergantung
kepada jenis kelamin dan umur. Kecukupan yang dianjurkan untuk anak 2-6 tahun
4,7 mg/hari, usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari, laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari,
gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari, laki-laki dewasa 8,5 mg/hari, wanita dewasa
usia subur 18,9 mg/hari, menopause 6,7 mg/hari, dan menyusui 8,7 mg/hari. Angka
kecukupan ini dihitung berdasarkan ketersediaan hayati (bioavailability)
sebesar 15%. Zat besi dalam makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan
ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani dengan ketersediaan hayati 20-23%.
Untuk meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah penulis susun
mengenai kekurangan zat besi, yang meliputi manfaat, fungsi dan pengobatannya. Demi
kesempurnaan makalah ini penulis harapkan kritik serta saran yang membangun.
Saran dari penulis kami harapkan agar pembaca dapat memaknai makalah ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://infopemanasanglobal.wordpress.com/tag/cara-mengatasi-kekurangan-zat-besi/
0 komentar:
Posting Komentar