Pages

Senin, 05 Januari 2015

Penelitian Geografi



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hinayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut :
·         Aliran lava
·         Letusan gunung berapi
·         Aliran lumpur
·         Abu
·         Kebakaran hutan
·         Gas beracun
·         Gelombang tsunami
·         Gempa bumi
Pada saat ini badan vulkanologi belum dapat memastikan kapan suatu gunung berapi akan meletus, karena manusia hanya dapat memprediksi berdasarkan gejala yang diperoleh. Selain itu warga disekitar gunung api juga masih ada yang belum tahu cara menanggulangi sebelum terjadi letusan dan setelah terjadi letusan. 
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan timbul masalah :
               1.      Pengertian gunung api ?
               2.      Bagaimana gunung api terbentuk ?
               3.      Apa bahaya dari gunung api ?
                4.      Bagaimana cara penanggulangan bencana gunung api ?
C.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
                1.      Menambah pengetahuan tentang gunung berapi
                2.      Mengetahui bagaimana pembentukkan Gunung Api
                3.      Mengetahui tentang bahaya dari gunung api
                4.      Mengetahui bagaimana cara penanggulangan dari bencana gunung api

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    LANDASAN TEORI
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu dan Lapindo Surabaya Jawa Timur.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik ( Pacific Ring of Fire ). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
B.     KERANGKA BERPIKIR PENELITI
Kerangka  berpikir  dibuat  untuk  mempermudah  proses  penelitian karena  telah  mencakup  tujuan  dari  penelitian  itu  sendiri. Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan juga manusia. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.

Skema peringatan gunung berapi di Indonesia
Tingkatan status gunung berapi di Indonesia menurut Badan Geologi Kementerian ESDM
Status
Makna
Tindakan
AWAS
·    Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
·    Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
·    Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
·     Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
·     Koordinasi dilakukan secara harian
·     Piket penuh
SIAGA
·    Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
·    Peningkatan intensif kegiatan seismik
·    Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
·    Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
·     Sosialisasi di wilayah terancam
·     Penyiapan sarana darurat
·     Koordinasi harian
·     Piket penuh
WASPADA
·    Ada aktivitas apa pun bentuknya
·    Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
·    Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
·    Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
·     Penyuluhan/sosialisasi
·     Penilaian bahaya
·     Pengecekan sarana
·     Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
·    Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
·    Level aktivitas dasar
·     Pengamatan rutin
·     Survei dan penyelidikan
 

C.  HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian ini bahwa gunung berapi atau gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
BAB III
METODOLOGI

A.    PEMILIHAN SUMBER DATA
Sumber data yang penulis peroleh dalam pembuatan makalah ini yaitu dari internet serta buku-buku yang penulis baca tentang apa itu gunung berapi atau gunung api yang terdapat di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Serta bagaimana gejala yang terjadi saat gunung api meletus.

B.     PENDEKATAN PENELITIAN
Penyusunan makalah ini penulis lakukan melalui tiga pendekatan yaitu sebagai berikut :
1.      Pendekatan Analisis Keruangan
Dalam kajian ini, mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting, seperti mempelajari pola penyebaran
2.      Pendekatan Ekologi
Dalam pendekatan ini, dikaji tentang interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan, seperti litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
3.      Pendekatan Wilayah
Merupakan kombinasi antar pendekatan keruangan dan analisis ekologi. Di dalam pendekatan ini, ada dua aktivitas yang perlu dilakukan, yakni pewilayahan (regionalization) dan klasifikasi (classification).

BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.    ANALISIS DATA / PEMBAHASAN
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu
           1.      Erupsi pusat, erupsi keluarmelalui kawah utama
           2.      Erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya
            3.      Erupsicelah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer
       4.      Erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yangmenyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
 

Tipe letusan gunung api
       1.      Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundansederhana.
     2.      Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburanlava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benuaatau di tengah benua.
      3.      Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magmaberviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar.
    4.      Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit.
        5.      Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa.
        6.      Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik.
     7.      Tipe Surtseyandan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulaugunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakanerupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik.
1.      Bentuk Gunung Api
Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas:
a.       Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya.
b.      Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.
c.       Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria.
d.      Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik.
e.       Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.



Bentuk Gunung api
2.      Struktur Gunung Api
a.       Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater.
b.      Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma). Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent, tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya. Lava yang sangat panas mengandung gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti tar panas.sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
 

a.       Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunung api aktif terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.
b.      Secondary Cone
Merupakan kerucut yang brau terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang. Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama letusan gunung berapi.
c.       Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk magma berada. Ukuran magma chamber baik yang berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik.
d.      Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat keluar. Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya.
e.       Crater
Crater gunung api merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran.
3.      Lokasi Gunung api Terjadi
Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudera ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

4.      Bahaya Letusan Gunung Api
Bahaya yang langsung oleh letusan gunung api adalah :
a.       Leleran lava
Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C.
b.      Aliran piroklastik (awan panas)
Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge).
c.       Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi.
d.      Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
e.       Gas vulkanik beracun
Gas beracun umumnya muncul pada gunung api aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunung api aktif:
a.       Lahar Hujan
Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan.
b.      Banjir bandang
Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunung api karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi.
c.       Longsoran vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunung api, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunung api sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempa bumi berintensitas kuat.
5.      Penanggulangan Bencana Gunung Api
Dalam penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
a.       Sebelum terjadi letusan dilakukan :
·         Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api aktif,
·         Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung api yang didukung dengan Peta Geologi Gunung api,
·         Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api,
·         Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung api,
b.      Setelah terjadi letusan :
·         Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
·         Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
·         Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
·         Melanjutkan memantauan rutin. 
B.    HASIL ANALISIS
Hasil analisis penelitian makalah ini adalah gunung berapi atau gunung api merupakan fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api juga terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api.
Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) di dapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai.
Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Gunung berapi atau gunung api merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik. 
B.     SARAN
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran lahar.
DAFTAR PUSTAKA

www.ihsanfirdaus.com/ News & Info/penyebab letusan gunung berapi 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar