KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hinayahnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu
gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat dia meletus.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam
kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai
cara seperti berikut :
·
Aliran lava
·
Letusan gunung berapi
·
Aliran lumpur
·
Abu
·
Kebakaran hutan
·
Gas beracun
·
Gelombang tsunami
·
Gempa bumi
Pada saat ini badan vulkanologi belum dapat memastikan kapan
suatu gunung berapi akan meletus, karena manusia hanya dapat memprediksi
berdasarkan gejala yang diperoleh. Selain itu warga disekitar gunung api juga
masih ada yang belum tahu cara menanggulangi sebelum terjadi letusan dan
setelah terjadi letusan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
akan timbul masalah :
1.
Pengertian gunung api ?
2.
Bagaimana gunung api
terbentuk ?
3.
Apa bahaya dari gunung api
?
4.
Bagaimana cara
penanggulangan bencana gunung api ?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Menambah pengetahuan
tentang gunung berapi
2.
Mengetahui bagaimana
pembentukkan Gunung Api
3.
Mengetahui tentang bahaya
dari gunung api
4.
Mengetahui bagaimana cara
penanggulangan dari bencana gunung api
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Gunung berapi atau
gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi,
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah
gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes
atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es
biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung
api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer
sebagai Bledug Kuwu dan Lapindo Surabaya Jawa Timur.
Gunung berapi terdapat
di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah
gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik ( Pacific Ring
of Fire ). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua
lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat
dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin
berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif
atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada
dalam keadaan istirahat atau telah mati.
B. KERANGKA BERPIKIR
PENELITI
Kerangka berpikir
dibuat untuk mempermudah
proses penelitian karena telah
mencakup tujuan dari
penelitian itu sendiri. Letusan gunung berapi dapat
berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan juga manusia. Apabila gunung
berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung
berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
Skema peringatan gunung berapi di Indonesia
Tingkatan status gunung berapi di Indonesia menurut Badan
Geologi Kementerian ESDM
|
||
Status
|
Makna
|
Tindakan
|
AWAS
|
· Menandakan
gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
· Letusan
pembukaan dimulai dengan abu dan asap
· Letusan
berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
|
·
Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk
dikosongkan
·
Koordinasi dilakukan secara harian
·
Piket penuh
|
SIAGA
|
· Menandakan
gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
· Peningkatan
intensif kegiatan seismik
· Semua
data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
· Jika
tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
|
·
Sosialisasi di wilayah terancam
·
Penyiapan sarana darurat
·
Koordinasi harian
·
Piket penuh
|
WASPADA
|
· Ada
aktivitas apa pun bentuknya
· Terdapat
kenaikan aktivitas di atas level normal
· Peningkatan
aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
· Sedikit
perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan
hidrotermal
|
·
Penyuluhan/sosialisasi
·
Penilaian bahaya
·
Pengecekan sarana
·
Pelaksanaan piket terbatas
|
NORMAL
|
· Tidak
ada gejala aktivitas tekanan magma
· Level
aktivitas dasar
|
·
Pengamatan rutin
·
Survei dan penyelidikan
|
C. HIPOTESIS
Hipotesis dari
penelitian ini bahwa gunung berapi atau gunung api adalah lubang kepundan atau
rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan
lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya
membentuk kerucut terpancung.
BAB
III
METODOLOGI
A. PEMILIHAN SUMBER DATA
Sumber data yang
penulis peroleh dalam pembuatan makalah ini yaitu dari internet serta buku-buku
yang penulis baca tentang apa itu gunung berapi atau gunung api yang terdapat
di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Serta bagaimana gejala yang terjadi saat
gunung api meletus.
B. PENDEKATAN PENELITIAN
Penyusunan makalah ini
penulis lakukan melalui tiga pendekatan yaitu sebagai berikut :
1.
Pendekatan Analisis
Keruangan
Dalam kajian
ini, mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting, seperti
mempelajari pola penyebaran
2.
Pendekatan Ekologi
Dalam
pendekatan ini, dikaji tentang interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungannya, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan, seperti
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
3.
Pendekatan Wilayah
Merupakan kombinasi
antar pendekatan keruangan dan analisis ekologi. Di dalam pendekatan ini, ada
dua aktivitas yang perlu dilakukan, yakni pewilayahan (regionalization) dan
klasifikasi (classification).
BAB
IV
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. ANALISIS DATA /
PEMBAHASAN
Gunung api adalah lubang
kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas
atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan
bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunung api diklasifikasikan ke dalam
dua sumber erupsi, yaitu
1. Erupsi
pusat, erupsi keluarmelalui kawah utama
2. Erupsi samping,
erupsi keluar dari lereng tubuhnya
3. Erupsicelah,
erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer
4. Erupsi eksentrik,
erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat
yangmenyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan
tersendiri.
Berdasarkan tinggi rendahnya
derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang
asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
Tipe letusan gunung api
1. Tipe
Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt,
umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara
simultan, terjadi pada celah atau kepundansederhana.
2. Tipe
Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburanlava pijar
dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi
benuaatau di tengah benua.
3. Tipe
Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magmaberviskositas tinggi
atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material
yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar.
4. Tipe
Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato,
tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat
menghasilkan pembentukan ignimbrit.
5. Tipe Ultra
Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak
dan luas dari Plinian biasa.
6. Tipe
Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya
melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai
bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak
melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik.
7. Tipe
Surtseyandan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang
terjadi pada pulaugunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau
kawah. Surtseyan merupakanerupsi interaksi antara magma basaltic dengan air
permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik.
1.
Bentuk Gunung
Api
Bentuk dan
bentang alam gunung api, terdiri atas:
a. Bentuk
kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya.
b. Bentuk
kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.
c. Kerucut
sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria.
d. Maar,
biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik
atau freatomagmatik.
e. Plateau,
dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Bentuk Gunung api
2.
Struktur Gunung Api
a. Main
Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh
batuan cair dari magma chamber ke permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang
main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan
secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen
batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater.
b. Lava
Flow
Aliran lava merupakan letusan yang
berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent
(magma). Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent, tetapi secara cepat
berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain
berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya. Lava yang sangat panas mengandung
gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti
tar panas.sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium
yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
a. Strata
lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan
yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunung api aktif
terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya
dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan
tangan.
b. Secondary
Cone
Merupakan kerucut yang brau terbentuk
pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang. Lapisan batuan and abu
yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang
terjadi selama letusan gunung berapi.
c. Magma
chamber
Magma chamber atau dapur magma
merupakan daerah sebagai tempat induk magma berada. Ukuran magma chamber baik
yang berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa
tubuh magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik.
d. Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap
panas dan gas dapat keluar. Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai
titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari
batuan di sekitarnya.
e. Crater
Crater gunung api
merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi karena kegiatan
gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran.
3.
Lokasi Gunung api
Terjadi
Gunung
api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak
samudera ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak
samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa
pada penipisan kerak samudera.
4. Bahaya Letusan Gunung Api
Bahaya
yang langsung oleh letusan gunung api adalah :
a.
Leleran lava
Leleran lava merupakan cairan lava yang
pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan
aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya,
maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar
antara 800o 1200o C.
b.
Aliran piroklastik (awan
panas)
Aliran piroklastik dapat terjadi akibat
runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran
kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge).
c.
Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan
yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan
menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi.
d.
Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung api yang
mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi
ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
e.
Gas vulkanik beracun
Gas beracun umumnya muncul pada gunung api
aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas
dapat membunuh.
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat
gunung api aktif:
a.
Lahar Hujan
Lahar hujan terjadi apabila endapan
material lepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan lereng,
terangkut oleh hujan atau air permukaan.
b.
Banjir bandang
Banjir bandang terjadi akibat longsoran
material vulkanik lama pada lereng gunung api karena jenuh air atau curah hujan
cukup tinggi.
c.
Longsoran vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat
letusan gunung api, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunung api
sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempa bumi berintensitas kuat.
5. Penanggulangan Bencana
Gunung Api
Dalam penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi
letusan dan sesudah terjadi letusan.
a.
Sebelum terjadi letusan
dilakukan :
·
Pemantaun dan pengamatan
kegiatan pada semua gunung api aktif,
·
Pembuatan dan penyediaan
Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung api yang didukung
dengan Peta Geologi Gunung api,
·
Melaksanakan prosedur tetap
penanggulangan bencana letusan gunung api,
·
Melakukan penyelidikan dan
penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung api,
b.
Setelah terjadi letusan :
·
Menginventarisir data,
mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
·
Mengidentifikasi daerah
yang terancam bahaya,
·
Memperbaiki fasilitas
pemantauan yang rusak,
·
Melanjutkan memantauan
rutin.
B. HASIL ANALISIS
Hasil analisis
penelitian makalah ini adalah gunung berapi atau gunung api merupakan fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api
lumpur. Gunung api juga terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang
gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai
hubungan dekat dengan gunung api.
Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di
dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di
Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik. Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan
Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil
yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia
Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur.
Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan
potassium-argon (K-Ar) di dapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai.
Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula
Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan
penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta
tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba
dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan
dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya,
terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gunung berapi atau
gunung api merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak
manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus
banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava,
aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, dan gas
vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi
gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik.
B. SARAN
Sebaiknya di setiap
gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang dilengkapi dengan alat-alat
pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan segala tanda bahaya yang
diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui kepala desa
masing-masing. Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk
segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk
aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran
lahar.
DAFTAR
PUSTAKA
www.ihsanfirdaus.com/ News & Info/penyebab letusan gunung berapi
0 komentar:
Posting Komentar